Kita sebagai generasi pemuda pergerakan Islam
pada jaman sekarang ada kalanya kita terlena dengan mempertajamkan perbedaan
pemikiran dengan menonjolkan fanatisme organisasi lembaga atau badan
perkumpulan yang dinaungi menuju dalam pengkultusan pemikiran berbeda-beda satu
wadah dengan wadah lain hingga terudar. Hal tersebutlah tanpa disadari membawa
kita dalam jerat perpecahan umat Islam. Dan juga kadang diperparah dengan
perbedaan pandangan antara golongan tua dengan golongan muda. Padahal para
senior kita dahulu dalam aktivis pergerakan Islam membentuk organisasi lembaga
atau badan perkumpulan dalam satu wadah agar mudah dikelola dan bersatu mengerucut
membentuk umat yang satu ‘ummatan wahiddah’. Salah satu senior dalam aktivis
pergerakan Islam yang memaparkan tersebut adalah Bapak Drs. Muchammad
Nasruddin, A.Md, seorang pensiunan PNS guru yang juga masa mudanya di habiskan
dalam ativitas pergerakan Islam salah satunya mantan Sekretaris Jendral
Seketariat Bersama Generasi Muda Islam se-Surakarta tahun 1974-1976. Demikian
hasil wawancara dengan beliau pada Ahad, 28 Maret 2004 pukul 16.20 sampai
dengan 16.50 WIB di kediaman beliau Perumahan Waru Surya Indah Waru Baki
Sukoharjo pada saat itu beliau masih aktif menjadi guru SMP Al-Islam I
Surakarta.
Pak Nasrun demikian sapaan pria kelahiran Solo
10 Oktober 1948 tersebut dapat menjadi salah satu Sekretaris Jendral Seketariat
Bersama Generasi Muda Islam se-Surakarta setelah fungsionaris GPI (Gerakan
Pemuda Islam) melihat bahwa umat Islam dapat berhasil perjuangannya jika
bersatu. Maka untuk bersatu tersebut dirintis terlebih dahulu persatuan
generasi mudanya antara lain generasi muda dari Muhammadiyah, Nadhatul Ulamah
(NU), sarekat Islam, dan lain-lain. Sehingga bergabunglah Pemuda Muhammadiyah,
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Gerakan Pemuda Anshor, Persatuan Mahasiswa
Indonesia, IMII, IPNU, HMI, PII, SEMI (Serikat Muslimin Indonesia), GPI, Pemuda
Al-Islam, MTA didalam suatu Lembaga Sekertariat Bersama di GMI (Generasi Muda
Islam) Surakarta.
Usaha-usaha yang telah ditempuh dalam menjabat
sebagai Sekertaris Jendral Sekertariat Bersama GMI adalah,
- Pertemuan Rutin untuk
menyamakan persepsi yang diadakan setiap minggu.
- Pengajian Akbar di
Wisma Bathari pada Februari 1974 dengan pembicara Ir. Imadudin, Msc.
- Pengajian Bersama
dengan pembicara Karman S.H dari PPP (Partai Persatuan Pembangunan).
Berkaitan dengan gerakan organisasi pemuda
Islam sekarang menurut beliau harus bergabung dengan seluruh potensi umat
Islam, baik yang tua maupun yang muda dalam satu kesatuan jama’ah umat Islam.
Karena menurut pandangan beliau organisasi-organisasi Islam tidak mungkin dapt
mencapi tujuan Islam dengan jalan sendiri-sendiri.
Harapan-harapan yang ingin digapai beliau pada
waktu selama menjadi Sekertaris Jendral Sekertariat Bersama GMI jaman dahulu,
- Akan berusaha bersama
rekan-rekan, mempersatukan seluruh potensi umat Islam se-Surakarta.
- Berusaha
mempersatukan seluruh potensi umat Islam se-Indonesia.
- Sudah terbentuknya
panitia Konggres Musyawarah Amal Ulamah Islam Indonesia atas perintah Dr.
H. Abdul Malik Karim Amrullah atau sering disebut Bunya Hamka yang
menjabat sebagi (Ketua MUI Majelis Ulamah Indonesia) pertama pada 14 April
1981. Namun, kegiatan Konggres Musyawarah Amal Ulamah Islam Indonesia ini
belum terlaksana hingga sekarang.
Itulah salah satu bentuk usaha pergerakan yang
beliau telah jalankan. Serta yang lebih penting untuk kita adalh pesan-pesan
beliau terhadap generasi muda sekarang,
- Laksanakanlah
kegiatan untuk menelaah Al-Qur’an setiap hari.
- Usahakanlah terus
mewujudkan persatuan umat Islam untuk mempertahankan dan memperjuangkan
akstensi manusia ialah,
a. Manusia adalah ‘ahksanitakwim’ (ciptaan allah
yng terbaik) dimana Allah SWT telah memberi fitroh-Nya kepada manusia itu, agar
manusia menjadi hamba Allah ‘abdu LLah’ yang
melaksanakan sifat-sifatNya yang baik (‘Al Asmaul Khusna’).
b. Manusia dengan keadaannya tersebut pad diatas
adlah sebagi ‘kholifah fiil ardhi’ mandataris Allah SWT di bumi yang harus
menjadi ‘abdur Rahman’, ‘abdur Rahim’, ‘abdul Karim’, ‘abdul Latif’,.... (‘pemenitivikasi’
‘Al Asmaul Khusna’).
c. Memajukan dan menyebarkan ‘At Dinnul Islam’
untuk mengembangkan dan mempertahankan ekstensi manusia sebagai satu keluarga
Adam As dan Hawa (‘Ummatan Wahiddah’)
d. Nyakin akan adanya pertanggungjawaban setiap
manusia kepad Allah SWT yang berupa ‘zaumul hisab’ di ‘zaumul akhir’. Serta
adanya balasan neraka bagi manusia yang berkhianat terhadap amanah Allah SWT
(dosa) dan adanya ‘jannah’ (syurga) bagi manusia yang melaksanakan amanah
tersebut berupa ‘fitroh’ dan ‘dinnul Islam’.
e. Melaksanakan jamma’ah umat Islam dapat dimulai
umat Islam di tingkat mushola-mushola di RT-RT sampai seluruh umat Islam.
Demikianlah penuturan lulusan Tarbiyah 1990
dan Ahli Madya Matematika 1997. Semoga mampu mengingatkan kembali akan tujuan
kita generasi muda Islam sebagai aktifis pergerakan Islam yang menyatukan
seluruh potensi umat Islam. (FS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar