WELCOME TO FATIH'S BLOG, THANKS FOR YOUR VISIT

Rabu, 15 Agustus 2018

TEROR PORNOGRAFI


Pola Akses Pornografi Pd Remaja :
Akses Coba-coba : Karena ingin tahu atau ingin coba.
Mengapa Remaja Mengkonsumsi Pornografi:
Usia remaja merupakan saat mulai terjadinya kematangan organ-organ seksual, Sehingga sangat sensitif terhadap rangsangan. Materi pornografi yang diumbar di berbagai media mampu merangsang dan mendorong remaja untuk mengkonsumsinya.
Alasan Remaja Mengkonsumsi Pornografi :
1. Pengaruh atau ajakan teman dan lingkungan. Remaja perlu diterima oleh lingkungan atau teman-teman sebayanya. Jika ia bergaul dengan teman-teman yang berperilaku negatif, maka sangat besar kemungkinan ia akan terumus pada perilaku negatif pula, akibat bujukan, ajakan, dan dorongan hingga bullying dari teman-temannya.
2. Pemahaman yg salah tentang pendidikan seks, bahwa pendidikan seks didapat melalui materi pornografi. Pada kenyataannya pornografi adalah guru terburuk dalam pendidikan seks, krn ia tidak pernah mngajarkan dampak atau akibat dari perilaku yang ditampilkan tersebut terhadap kesehatan mental dan reproduksi remaja.
3. Tidak memahami bahaya dari kecanduan pornografi. Seseorang yg sudah kecanduan pornografi, perlu 5 - 10 thn untuk menghilangkan kecanduan tersebut melalui serangkaian terapi. Bayangkan jika sejak dini sudah kecanduan pornografi, maka biasanya ia akan sulit untuk berkonsentrasi dalam hal lain seperti belajar dan berprestasi.
4. Tidak adanya keterbukaan dengan orangtua dalam membahas masalah seksualitas, sehingga mencari informasi tentang hal tersebut pada tempat yg salah, yaitu pornografi.
Dampak Pornografi
1. Kathmandu (addiction) :
Seseorang yang mengonsumsi pornografi akan menjadi kecanduan, ingin terus dan terus melihat materi2 pornografi sesering mungkin.
2. Eskalasi (escalation) :
Kebutuhan mengonsumsi pornografi mendorong seseorang untuk melihat materi pornogarfi yang terus meningkat muatan eksplisit atau kevulgarannya.
3. Tidak peka (Desensitization) :
Akibat terlalu sering mengonsumsi pornografi, membuat seseorang menjadi tidak peka terhadap kejahatan seksual di sekitarnya (menganggap sebagai sesuatu yang lumrah).
4. Pelampiasan (Act-Out) :
Orang yang kerap mengkonsumsi pornografi maka pada titik tertentu akan mendorongnya meniru dan mempraktekkan adegan-adegan melampiaskan hasrat seksualnya orang lain atau bermastrubasi.